Selasa, 25 November 2025

Museum Keliling Hidupkan Kembali Permainan Tradisional Para Bangsawan Era Sriwijaya di Panti Asuhan

PALEMBANGTODAY.my.id - Di tengah gempuran gawai dan permainan digital, memori akan warisan budaya Palembang berupaya dihidupkan kembali. Program Museum Keliling Dinas Kebudayaan Kota Palembang berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Sumatera Selatan menyambangi anak-anak panti asuhan guna memperkenalkan permainan tradisional yang sudah hampir punah. 


Inisiatif ini bertujuan melestarikan Permainan Tradisional Cuki, yang konon telah dimainkan sejak periode Kerajaan Sriwijaya hingga masa Kesultanan Palembang Darussalam.


Di era modern, Generasi Z dan Alpha sudah jarang mengetahui terkait sejarah, termasuk permainan strategi Cuki yang dulunya dimainkan oleh para bangsawan. Guna melestarikan kebudayaan tersebut, Dinas Kebudayaan Kota Palembang melaksanakan kegiatan Museum Keliling berkolaborasi bersama DD Sumsel, menyambangi panti-panti asuhan yang telah direkomendasikan.


Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Ahad (22-23/11/2025), dimulai dari Panti Asuhan Abdi Bersama di Jl Kolonel Sulaiman Amin KM 7,5. Turut hadir dalam pembukaan tempat pertama ini adalah Sri Suryani selaku Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Kota Palembang, serta guru pegiat Permainan tradisional Cuki, KM Yunus Fahmi.


"Kami Dinas Kebudayaan mengucapkan terima kasih atas kolaborasi bersama Dompet Dhuafa Sumsel, melaksanakan kegiatan Museum Keliling ke panti-panti yang sebelumnya telah ditunjuk oleh tim Dompet Dhuafa. Kegiatan ini agar dapat melestarikan permainan tradisional Palembang 'Cuki' kepada anak-anak yang berada di Panti," jelas Sri Suryani. 


Setelah sambutan, sosialisasi dan praktik permainan langsung dilanjutkan oleh Bapak KM Yunus Fahmi.


Kegiatan berlangsung sangat meriah dan penuh keseruan. KM Yunus Fahmi, yang akrab disapa Mangcik Yunus, mengajarkan cara bermain Cuki yang berasal dari kata "di-cuk-i" dalam bahasa Palembang, yang berarti diambil. Permainan ini menggunakan papan, 120 biji (hitam dan putih), dadu, dan pion (oncak). 


"Permainan ini harus kita lestarikan sebagai bentuk kecintaan kita pada Palembang, apalagi penuh keseruan dan mengasah strategi dan kejelihan dalam bermainnya," ujar Mangcik Yunus. Ia berharap semakin banyak anak muda yang ikut melestarikan Cuki sebagai permainan lokal Sumsel.


Panti asuhan yang menjadi lokasi kegiatan Museum Keliling—yaitu Panti Asuhan Abdi Bersama, Panti Asuhan Aisyiyah Humairah, dan Panti Asuhan Jamik As Sholihin—merupakan rekomendasi dari DD Sumsel. 


Para santri bermain dengan sangat antusias dan cepat menangkap cara bermainnya, bahkan di sesi akhir mereka ingin melanjutkan kembali. Selain mendapatkan ilmu budaya, adik-adik juga menerima bingkisan dari Dinas Kebudayaan Kota Palembang dan DD Sumsel, menandai suksesnya sinergi sosial-budaya dalam menanamkan kecintaan pada sejarah lokal. (rel)

Hai! Palembang Today merupakan portal berita naratif, yang memberikan sudut pandang dari beberapa pemberitaan media massa kredibel.