PALEMBANGTODAY.my.id - Kehidupan Alpiansyah, seorang mantan Satpam di Palembang, berubah drastis sejak ia didiagnosis Gagal Ginjal mendadak pada bulan Ramadhan 1447 (2025-red). Rutinitasnya kini bukan lagi menjaga keamanan, melainkan menjalani cuci darah sebanyak dua kali seminggu di RS Moch Husien (RSMH) Palembang.
Kebutuhan biaya pengobatan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari yang tinggi membuat seluruh tabungan keluarga habis, meninggalkan mereka dalam himpitan ekonomi.
Di tengah situasi sulit itu, sang istri, Sri Yanti, menjadi pilar utama. Dengan setia, Sri Yanti menemani bolak-balik dari rumah mereka di Jl. H. Bastari Lr. Harapan menuju RSMH, mendampingi proses cuci darah, kontrol rutin, hingga menghadapi momen genting saat harus menambah darah.
Untuk bertahan hidup, Sri harus meminjam modal demi membuka warung kecil-kecilan di rumah petak mereka, sebuah upaya gigih untuk memutar penghasilan.
Kondisi kesehatan Alpiansyah menuntut kedisiplinan yang ketat, termasuk hanya diperbolehkan meminum satu gelas air putih setiap hari dan mengonsumsi sejumlah obat-obatan penting, mulai dari vitamin B, obat tulang, hingga obat darah tinggi.
"Kalau tidak minum obat rasanya menggigil, sesak napas bahkan lesu mas," ujar Alpiansyah menceritakan beratnya efek samping tersebut saat disambangi Wawan Setiawan, Pendamping Sosial Kebencanaan Dompet Dhuafa Sumsel, Jumat (28/11/2025).
DD Sumsel menyalurkan bantuan berupa biaya kebutuhan obat-obatan, alat penunjang kesehatan, serta kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, gula, tepung terigu, dan bahkan susu UHT untuk anak mereka yang masih berumur 3 tahun. Anaknya satu lagi masih duduk di bangku SMP.
Bantuan ini datang tepat pada waktunya, mengingat tantangan yang dihadapi keluarga ini. Sri Yanti tak hentinya mengungkapkan terimakasih yang mendalam.
"Kami bersyukur atas bantuan ini, apalagi memang obat suami saya kebetulan lagi habis, jadi kami kadang menyiasati itu dengan selang-seling meminumnya. Dengan keadaan terpaksa kadang dia tiba-tiba sesak dan menggigil," jelas Sri menunjukkan dilema berat yang kerap mereka hadapi.
Meskipun diuji dengan penyakit yang menguras fisik dan materi, semangat Alpiansyah dan Sri Yanti tidak pernah padam. Perjuangan mereka untuk terus bertahan dan sembuh dilakukan semata-mata demi anak-anak mereka yang masih kecil. Bantuan dari DD Sumsel menjadi penyambung harapan, memastikan keluarga ini dapat terus berjuang melawan penyakit tanpa harus mengorbankan kebutuhan dasar.
Bersama donasi para dermawan yang menyalurkan zakat, infak dan sedekahnya melalui DD Sumsel, kita bisa menyelamatkan perjuangan keluarga Alfiansyah dan Sri Yanti ini. Dan masih banyak keluarga-keluarga kecil lain yang terhimpit oleh keadaan kesehatan dan ekonomi. (ron)

